Sangat Aktif, Gunung Merapi Meletus Tiga Kali Sepanjang 2018

Berstatus sebagai salah satu gunung api teraktif di Indonesia, ternyata Gunung Merapi meletus sebanyak tiga kali di sepanjang 2018. Aktivitas gunung berapi setinggi 2.968 meter ini dimulai pada hari Jumat, 11 Mei pukul 07.30 WIB. Kendati saat itu berstatus normal, gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh serta asap setinggi 5.500 meter ke udara yang disebut sebagai letusan freatik.

Sekitar sepuluh hari sejak letusan freatik, status Merapi naik dari normal ke waspada pada pukul 23.00 WIB tanggal 21 Mei 2018. Kemudian pada 24 Mei, Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan asap setinggi 6.000 meter. Erupsi ini memicu hujan abu di wilayah barat Merapi, tepatnya di kabupaten Magelang dan kabupaten Kebumen yang berjarak lebih dari 40 kilometer.

Sekitar satu minggu kemudian yakni tepatnya pada hari Jumat, 1 Juni 2018 pada pukul 08.20 WIB, Merapi meletus lagi selama dua menit. Asap pun membumbung hingga setinggi 8.968 meter dari permukaan laut ke arah barat laut. Letusan ini memicu hujan abu ke Salatiga dan kabupaten Semarang. Dalam erupsi gunung Merapi kali ini, letusannya bertipe freatik yang terlihat hingga di Cepogo, Boyolali.

Erupsi pada 1 Juni 2018 ini pun terjadi hingga tiga kali pada sehari yakni ketika malam pada pukul 20.24 WIB dan 21.00 WIB. Dalam letusan pukul 20.24 WIB itu terjadi selama 1,5 menit ke arah timur laut dengan tinggi kolom mencapai 2.500 meter dari puncak Merapi. Sementara pada pukul 21.00 WIB, letusan gunung Merapi terjadi selama 56 detik saja dengan tinggi kolom sekitar 1.000 meter dari puncak.

Dua kali letusan di malam hari ini membuat warga dukuh Stabelan, kabupaten Boyolali langsung dievakuasi ke Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) di desa Tlogolele. Sedikitnya 500 warga Stabelan  yang memilih menyelamatkan diri. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Satopo Purwo Nugroho, ketiga letusan Merapi di sepanjang 2018 yang berjenis freatik ini cenderung tidak berbahaya.

Bahkan gunung yang ada di kabupaten Sleman, kabupaten Magelang, kabupaten Boyolali dan kabupaten Klaten ini pun tidak dinaikkan statusnya hingga level awas. Meskipun begitu, peristiwa Gunung Merapi meletus ini membuat warga di sekitar lereng menyelamatkan diri.

Letusan Merapi Bikin Bandara Ditutup

Saat erupsi gunung Merapi yang pertama pada 11 Mei 2018, PVMBG masih menetapkan status normal dengan radius berbahaya sekitar tiga kilometer dari puncak kawah. Kendati BNPB menghimbau masyarakat tetap tenang, BPBD Sleman menginstruksikan warga dalam radius lima kilometer, seperti di daerah Kinahrejo untuk mengungsi ke pengungsian.

Saat letusan freatik pertengahan Mei itu, ada 120 orang pendaki di pos Pasar Bubrah yang untungnya semua selamat. Sementara itu karena letusan pagi tanggal 1 Juni 2018, penerbangan dari dan ke Jawa Tengah terganggu. Setidaknya bandara Ahmad Yani di Semarang dan bandara Adi Soemarmo di Solo ditutup selama tiga jam mulai pukul 15.30 – 18.30 WIB.

Dari data PT Angkasa Pura I, sekitar 26 jadwal penerbangan pada kedua bandara terpaksa ditunda. Letusan terakhir di 2018 itu juga menimbulkan gemuruh hingga puluhan kilometer dan sebelumnya memicu lima kali gempa tektonik dalam. Tingginya aktivitas Merapi ini membuat bagian puncaknya tidak pernah ditumbuhi vegetasi. 

Sejarah Letusan Gunung Merapi Sejak 3.000 Tahun Lalu

Bicara soal letusannya, Merapi rupanya sudah aktif sejak ribuan tahun lalu. Pada periode 3.000-250 tahun lalu, ada 33 kali letusan dengan tujuh di antaranya adalah letusan besar. Lalu pada periode awal di abad ke-19, terjadi letusan besar tiap 100 tahun sekali dengan awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Dan pada abad ke-20, ada sedikitnya 28 kali letusan dengan yang terbesar pada tahun 1931.

Letusan terakhir pada 1994 saat kubah lava runtuh dengan volume 2,6 juta meter kubik yang menewaskan 64 orang. 12 tahun berselang, Merapi meletus dan merusak kawasan Kaliadem yang menewaskan dua relawan. Barulah pada Oktober 2010, letusan besar berjenis eksplosif terjadi dan menewaskan 337 orang. Semoga saja setelah 2018, Gunung Merapi meletus tidak mengakibatkan korban jiwa terlalu banyak.

You might also like
Biodata dan Fakta Menarik tentang Keempat Member Blackpink

Biodata dan Fakta Menarik tentang Keempat Member Blackpink

Biodata dan Fakta Menarik Pemilik Goyang Bunga Mekar Lucinta Luna

Biodata dan Fakta Menarik Pemilik Goyang Bunga Mekar Lucinta Luna

Mengenal Sosok Marion Jola Lebih Dekat, Inilah Biodata dan Fakta Unik tentangnya!

Mengenal Sosok Marion Jola Lebih Dekat, Inilah Biodata dan Fakta Unik tentangnya!